Dirjen Perkebunan dan Distan Luwu Dorong Petani Coklat Kembalikan Kejayaan

Luwu, Aksaranews.id – Kementrian Pertanian melalui Direktorat Jendral Perkebunan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu menggelar Sosialisasi Kegiatan Peremajaan Tanaman Kakao di sebuah aula, Jalan Pahlawan, Kabupaten Luwu, pada Rabu, (8/6) siang.

Pada sosialisasi tersebut hadir Sub Koordinator Tanaman Penyegar, Dirjen Perkebunan, David didampingi Kadis Pertanian Luwu, Albaruddin Andi Picunang, Kabid Perkebunan Distan Luwu, Muhammad Rasi, para pendamping kelompok tani, dan para tokoh tani Kabupaten Luwu.

David dalam pemaparannya menyampaikan jika program peremajaan kakao yang dilakukan kementrian pertanian pada prinsipnya untuk mengembalikan kejayaan kakao yang pernah ada di sulawesi selatan.

“Luwu itu berdasarkan keputusan Mentri Pertanian no 472 tahun 2018 telah menjadi Kawasan Kakao Nasiaonal. luwu, Lutra dan Lutim sentral kakao, atas dasar itu kami saat ini berupaya menstimulan petani untuk mengembalikan keberhasilan saat ini,” ungkapnya kepada wartawan.

Meski kementrian pertanian tidak dapat menjamin stabilnya harga kakao kedepan, namun pihaknya yakin jika kualitas serta kuantitas yang terjaga akan menjadi dasar tingginya harga coklat di masa mendatang.

“Mengatur harga kita tidak punya kekuatan, tergantung harga pasaran dunia, tergantung dengan produksi dan kualitas, coklat kita disini dikenal bagus. Pasokan bahan baku quantitas terkait jumlah, jika itu kita bisa capai, pasti harga juga akan bagus,” terangnya.

Dengan adanya program peremajaan kakao ini, David berharap kakao bisa melecut, kakao bisa produksi 500 kg perhektar, dengan 1000 pohon. Dengan adanya bantuan 3-4 tahun bisa menikmati dengan sinergi antara pemerintah pusat dan kabupaten, maupun penyuluh yang ada.

Sementara itu, Kabid Perkebunan Distan Luwu, Muhammad Rasi mengutarakan jika program yang mau dikembangkan ada perpaduan antara coklat dengan tanaman semusim, jadi bukan lagi hanya coklat, dikombinasikan dengan tanaman holkticultura.

“Solusi petani kembali ke sistem penanaman budidaya yang benar, mereka sebenarnya sudah faham hanya saja motifasi yang turun sehingga turun kakao cenderung beralih ke tanaman lain,” tandasnya.

Sementara itu seorang toko tani yang juga hadir, Junardin menyampaikan jika masyarakat sebenarnya tidak bergantung pada bantuan bibit pemerintah, asalkan stabilkan harga, permudah masyarakat mendapatkan pupuk, karena coklat tidak akan maksimal berbuah jika tidak dipupuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *